• (0251) 8616655
  • postgraduate.ibf@sebi.ac.id
  • Bojong sari, Depok, Jawa Barat
Menjemput Takdir Besar: Saatnya HES SEBI Menjadi 10 Besar Nasional

Menjemput Takdir Besar: Saatnya HES SEBI Menjadi 10 Besar Nasional

Dalam 5 tahun peta keilmuan Indonesia, khususnya bidang Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah), setiap program studi sedang berpacu untuk menunjukkan kiprah terbaiknya. Publikasi ilmiah, sitasi, dan reputasi akademik menjadi medan perlombaan yang menentukan siapa yang unggul dan siapa yang tertinggal. Di tengah arus kompetisi itu, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Institut SEBI berdiri dengan potensi besar, visi yang jelas, dan cita-cita yang tak kecil: menjadi bagian dari 10 besar nasional berdasarkan ranking SINTA.

Bila kita menilik data terbaru dari portal resmi SINTA, Prodi HES SEBI kini mencatatkan skor total sekitar 4.015, dengan skor tiga tahun terakhir mencapai 1.894. Angka ini menunjukkan bahwa HES SEBI telah berjalan di jalur yang benar—ada produktivitas, ada konsistensi, dan ada komitmen untuk terus berkarya. Namun, jujur harus kita akui, angka itu belum cukup untuk membawa HES SEBI bersanding dengan program studi terbaik di Indonesia. Di sinilah letak tantangan sekaligus peluang emas.

Membaca Peta: Di Mana HES SEBI Kini Berdiri?

Dibandingkan dengan prodi-prodi Hukum Ekonomi Syariah di kampus besar yang sudah unggul, posisi SEBI memang masih dalam tahap menanjak. Program studi top biasanya memiliki publikasi di jurnal internasional bereputasi, sitasi tinggi dari peneliti dunia, serta jejaring penelitian global yang solid. HES SEBI telah punya fondasi: dosen-dosen yang kompeten, visi akademik yang terintegrasi dengan turats dan kontemporer, hingga fasilitas riset seperti SEBI Research Center (SIBERC). Namun, fondasi itu perlu ditransformasikan menjadi lompatan nyata.

Di sinilah harapan besar kita diletakkan. Bukan sekadar mempertahankan eksistensi di SINTA, melainkan menjadikan HES SEBI sebagai ikon prodi unggulan yang menembus 10 besar, bahkan lebih.

Kunci Perubahan: Strategi Menembus 10 Besar

Bagaimana caranya? Ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil secara kolektif oleh dosen, mahasiswa, dan manajemen kampus.

Pertama, fokus pada publikasi internasional bereputasi.
Sudah saatnya HES SEBI menjadikan jurnal Scopus Q1–Q2 sebagai target utama, bukan sekadar mimpi. Artikel yang lahir dari riset dosen dan mahasiswa harus diarahkan ke jurnal yang punya daya jangkau global. Tema-tema kontemporer seperti fintech syariah, digitalisasi zakat, sustainable finance, hingga fatwa kontemporer dalam ekonomi global sangat relevan untuk menarik perhatian editor jurnal dunia.

Kedua, membangun kolaborasi internasional.
Tidak ada prodi unggul yang berdiri sendiri. Kolaborasi dengan universitas luar negeri, lembaga riset internasional, dan praktisi global akan meningkatkan kualitas sekaligus eksposur penelitian HES SEBI. Bahkan, kolaborasi bisa menghasilkan publikasi bersama yang otomatis meningkatkan sitasi.

Ketiga, meningkatkan sitasi dan visibilitas.
Publikasi yang bagus tidak cukup jika tidak dibaca. HES SEBI perlu memastikan setiap karya ilmiahnya hadir di ruang terbuka (open access), dipromosikan melalui media sosial akademik, serta dibicarakan di forum-forum internasional. Dengan begitu, peluang untuk dikutip akan jauh lebih besar.

Keempat, menguatkan kapasitas dosen dan mahasiswa.
Dosen perlu terus diberdayakan melalui pelatihan menulis ilmiah, peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan Arab akademik, serta workshop publikasi internasional. Mahasiswa pun tak boleh menjadi penonton: mereka harus dilibatkan dalam penelitian, bahkan menjadi co-author publikasi. Dari sinilah ekosistem riset yang sehat bisa tumbuh.

Kelima, mengembangkan riset yang relevan dengan industri dan masyarakat.
Penelitian yang hanya berhenti di meja akademik tidak akan menghasilkan dampak luas. HES SEBI harus berani mengangkat isu-isu yang dekat dengan realitas: regulasi fintech syariah, model wakaf produktif, zakat digital, hingga etika bisnis Islam kontemporer. Penelitian semacam ini tidak hanya berguna bagi akademisi, tetapi juga bagi regulator, praktisi, bahkan masyarakat luas—dan tentu saja lebih mudah disitasi.

Membangun Ekosistem Akademik yang Kuat

Strategi di atas tidak akan berjalan tanpa ekosistem akademik yang mendukung. HES SEBI perlu memperkuat infrastruktur riset: akses jurnal internasional, laboratorium data, serta dukungan pendanaan internal untuk penelitian. Manajemen kampus juga harus menyiapkan sistem monitoring yang terukur: setiap dosen memiliki target publikasi per tahun, setiap mahasiswa diajak menulis, dan setiap penelitian diarahkan untuk menghasilkan output berkualitas.

Selain itu, branding akademik tak kalah penting. Prodi HES SEBI harus aktif menampilkan capaian riset, publikasi, dan prestasi di ruang publik. Konferensi nasional maupun internasional yang diinisiasi prodi bisa menjadi ajang memperkenalkan diri sekaligus memperkuat reputasi.

Harapan yang Bukan Sekadar Mimpi

Menjadi 10 besar prodi Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia bukanlah mimpi kosong. Dengan skor yang sudah ada, fondasi yang dimiliki, serta strategi yang tepat, HES SEBI punya semua modal untuk mewujudkannya. Memang, jalan ini tidak mudah. Butuh disiplin, kerja keras, dan komitmen dari seluruh civitas akademika. Tetapi, bukankah sejarah selalu ditorehkan oleh mereka yang berani bermimpi besar?

Hari ini, kita menulis dengan pena. Esok, sejarah akan menulis kita dengan tinta emas. Maka, mari kita bersama-sama menjemput takdir besar itu: HES SEBI di 10 besar nasional SINTA—sebagai prodi unggul yang tidak hanya menara gading, tetapi juga mercusuar peradaban ekonomi syariah.

Please login to bookmark Close

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *