• (0251) 8616655
  • postgraduate.ibf@sebi.ac.id
  • Bojong sari, Depok, Jawa Barat
HES, Bukan Sekadar Mata Kuliah: Ruang Ijtihad, Inovasi, dan Aksi Nyata!

HES, Bukan Sekadar Mata Kuliah: Ruang Ijtihad, Inovasi, dan Aksi Nyata!

Hari ini saya ingin berbicara bukan sebagai pengajar yang berdiri di depan kelas dengan tumpukan slide dan buku teks, tapi sebagai seorang akademisi yang jatuh cinta pada ilmunya sendiri. Dan kalau ada satu mata kuliah yang benar-benar membuat saya merasa “hidup” setiap kali membahasnya, maka jawabannya adalah: Hukum Ekonomi Syariah (HES) Institut SEBI.

Kenapa HES SEBI jadi favorit? Karena ini bukan sekadar mata kuliah. Ini adalah panggilan zaman. Ini adalah ruang ijtihad, panggung untuk inovasi, dan ladang untuk aksi nyata. HES bukan hanya membahas teks klasik, tapi justru menantang kita untuk memikirkan bagaimana teks itu bisa menjadi solusi atas persoalan ekonomi dan sosial umat hari ini.

Mari kita bedah sedikit, mengapa HES layak jadi primadona di hati para pembelajar sejati.

1. Laboratorium Ijtihad dan Penyusunan Fatwa: Arena Para Pemikir Tajam

Di mata kuliah ini, kita diajak untuk memahami bahwa ijtihad bukan semata-mata kegiatan intelektual, tapi juga tanggung jawab sosial. Ijtihad bukan tentang mengada-ada, tapi tentang menyelami kedalaman teks, memahami konteks, dan menghadirkan solusi.

Di dalam laboratorium ini, mahasiswa diajak berpikir sebagai seorang mujtahid modern. Kita membedah metode istinbat hukum, memahami maqashid syariah, lalu mensimulasikan penyusunan fatwa untuk problematika kontemporer. Misalnya, bagaimana hukum penggunaan teknologi AI dalam transaksi keuangan? Atau bagaimana hukum wakaf digital yang dikembangkan lewat platform berbasis blockchain?

Materi ini bukan hanya membuka wawasan, tapi juga mengasah keberanian intelektual. Kita tidak hanya diajak tahu “apa hukumnya”, tapi juga kenapa dan bagaimana hukum itu dirumuskan. Dan di sinilah letak keindahannya: ijtihad bukan hanya warisan, tapi masa depan.

2. Fiqh Transaksi Keuangan Kontemporer: Meretas Jalan Syariah di Tengah Dunia Finansial Modern

Transaksi keuangan masa kini makin kompleks, cepat, dan canggih. Sementara hukum syariah, meski berasal dari masa lalu, punya fleksibilitas luar biasa untuk menjawab tantangan zaman. Di sinilah pentingnya fikih transaksi kontemporer.

Kita membahas akad-akad baru, model-model pembiayaan syariah, instrumen keuangan modern seperti sukuk, fintech syariah, hingga polemik tentang cryptocurrency. Ini bukan kajian yang kaku dan mengawang-awang. Justru ini kajian yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan sangat aplikatif bagi siapa pun yang ingin menjadi pelaku atau pengawas di dunia keuangan syariah.

Mata kuliah ini menanamkan satu hal penting: bahwa ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, tapi jalan tengah antara kapitalisme rakus dan sosialisme kaku. Jalan yang manusiawi, adil, dan tetap produktif.

3. Fiqh Pengelolaan dan Produk ZISWAF: Spirit Sosial dalam Bingkai Profesional

Zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) bukan hanya ibadah ritual, tapi juga sistem ekonomi alternatif. Saat pengelolaan ZISWAF dilakukan dengan profesional, maka dampaknya bukan hanya spiritual, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Mata kuliah ini memberikan wawasan bagaimana mengelola dana umat secara transparan, akuntabel, dan berbasis kebutuhan riil masyarakat. Kita belajar merancang produk ZISWAF kreatif: mulai dari wakaf produktif untuk pertanian, rumah sakit gratis berbasis infak, hingga digitalisasi layanan zakat.

Ini bukan semata soal hitungan, tapi soal kepedulian. Hati kita diasah untuk peduli pada distribusi kekayaan, kesenjangan sosial, dan peran umat Islam dalam menciptakan kesejahteraan bersama.

4. Fiqh Pengelolaan Bisnis Syariah: Jalan Menuju Ekonomi yang Etis

Bisnis adalah urat nadi ekonomi, dan Islam hadir bukan untuk menghambat bisnis, tapi mengarahkannya agar lebih bermakna. Fiqh bisnis syariah mengajarkan kita bahwa keuntungan tidak boleh dibangun di atas kebohongan, ketidakjelasan, atau ketidakadilan.

Dalam mata kuliah ini, kita membahas berbagai model bisnis syariah, mulai dari syirkah, murabahah, ijarah, hingga venture capital syariah. Kita tidak hanya belajar konsep, tapi juga studi kasus bisnis yang berhasil (atau gagal) dalam menerapkan prinsip syariah.

Yang saya suka dari materi ini adalah semangatnya: mengajarkan kita bahwa bisnis bukan cuma soal untung rugi, tapi soal nilai, etika, dan tanggung jawab sosial. Inilah bisnis yang tidak hanya menguntungkan pemiliknya, tapi juga memberkahi lingkungannya.

Saatnya Turun Gunung!

Jadi, kenapa HES jadi favorit saya? Karena ia menggabungkan antara dalil dan data, antara teks dan konteks, antara idealisme dan realisme. Ia bukan menara gading, tapi jembatan menuju perubahan nyata.

Kalau kamu ingin jadi seseorang yang tak hanya tahu hukum, tapi bisa menafsirkan dan mengaplikasikannya sesuai kebutuhan zaman — HES adalah jalanmu. Kalau kamu ingin jadi bagian dari gerakan ekonomi Islam yang etis, adil, dan memberdayakan — HES adalah wadahmu. Dan kalau kamu ingin belajar sambil menantang diri berpikir lebih tajam, lebih luas, dan lebih berani — HES adalah tempat yang tepat.

Mari kita jadikan HES bukan sekadar mata kuliah yang kita lewati, tapi bekal hidup yang kita bawa ke mana pun kita melangkah. Karena di dunia yang semakin cepat dan berubah, ijtihad dan integritas adalah senjata utama.

Please login to bookmark Close

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *